Sukma seorang penyelia pemasaran di sebuah perusahaan celana dalam, ingin mengetahui berapa rata-rata celana dalam yang dimiliki oleh para pria di kota XYZ. Pada hari pertama dia melakukan survei kepada masyarakat di Kecamatan Ancur Pisan, berikut petikan wawancaranya,
Sukma : “Pak, berapa celana dalam yang anda punya?”
Agung : “Saya punya 2”
Sukma : “Bagaimana anda pakai setiap harinya?”
Agung : “Hari ini saya pakai satu, besok saya cuci dan pakai yang satu lagi”
Sukma : (dalam hati) “Wah.. bisa turun omset penjualan saya nanti...”
Pada bapak Azmi dia bertanya,
Sukma : “Pak, berapa celana dalam yang anda punya?”
Azmi : “Saya punya 7!”
Sukma : “Bagaimana anda pakai setiap harinya?”
Azmi : “Setiap celana saya beri nomor, nomor 1 untuk hari Senin, 2 untuk hari Selasa, dan seterusnya sampai nomor 7 untuk hari Minggu”
Sukma : (dalam hati) “Nah ini baru tepat buat dijadikan pelanggan...”
Pada bapak Arvan dia pun bertanya,
Sukma : “Kalau bapak, berapa celana dalam yang anda punya?”
Arvan : “Saya punya 12”
Sukma : “12!.. wah banyak sekali.. bagaimana cara pakainya, pak?”
Arvan : “Celana tersebut saya kasih nomor 1 sampai 12.. yang nomor 1 saya pakai untuk bulan Januari, nomor 2 untuk Februari, dan seterusnya hingga nomor 12 untuk bulan Desember”
Sukma : (dalam hati) “Kalau begini semua.. lebih baik saya ganti pekerjaan saja.. benar-benar ancur ini kota...”
No comments:
Post a Comment