Fikri : “Ferr.. bagaimana ya.. nasib hubungan gue sama Risma kekasih gue...”
Ferri : “Loh, memangnya kenapa Fik?”
Fikri : “Nggak tahu deh, Ferr.. nyokap dan bokap gue pada nggak setuju kalau gue jadian dengan Risma, boro-boro kawin Ferr.. pacaran saja bokap nyokap gue sudah nggak setuju...”
Ferry: “Aduh, kasian deh lu, Fik!”
Fikri : “Gue sudah terlanjur cinta banget sama si Risma, Ferr...”
Ferry: “Terus.. apa tindakan lu selanjutnya?”
Fikri : “Gue mau KAWIN LARI saja deh!”
Ferry: “Dasar lu, Fik... anak nggak tahu diuntung, lu kok nekad kawin lari.. apa lu nggak punya rasa kemanusiaan?”
Fikri : “RASA KEMANUSIAAN? Maksud kamu apa, Ferr?”
Ferry: “Lu tega banget, Fik!”
Fikri : “Maksudnya?”
Ferry: “Ya iyalah.. apa lu nggak kasian sama PAK PENGHULU?”
Fikri : “Emangnya apa hubungannya dengan aku dan Risma, Ferr?”
Ferry: “Masak Pak penghulu yang sudah tua itu, nekad lu ajak kawin lari.. kan kasian, Fik! sekarang saja batuk-batuknya sering kumat, terus.. bagaimana mau nulis nama lu sama Risma di buku nikah kalau lu sama Risma kawin sambil lari!”
Fikri : “Dasar Lu, Ferr...!”
No comments:
Post a Comment