Peneliti mendapati adanya garis setebal pensil di sebuah foto yang ditangkap oleh satelit NASA di kawasan Pine Island Glacier, Antartika, kutub selatan. Sayangnya, Antartika merupakan benua es yang sangat raksasa. Artinya, setelah dikalkukasi, retakan sebesar garis pensil pada foto sebenarnya merupakan sebuah retakan dengan panjang mencapai 29 kilometer, lebar hingga 240 meter dan memiliki kedalaman 55 meter.
Ironisnya, retakan itu terus tumbuh. Dalam beberapa bulan ke depan, ilmuwan memperkirakan bahwa gletser itu akan menjadi sebuah bongkahan es raksasa dengan ukuran luas mencapai 900 kilometer persegi. Ia akan hanyut mengarah ke utara sambil meleleh.
“Pine Island Glacier kehilangan esnya dengan kecepatan yang sangat tinggi, mencapai sekitar enam meter per tahun,” kata Michael Studinger, peneliti NASA Goddard Space Center, Maryland, Amerika Serikat.
Kesimpulan itu sendiri diketahui setelah Studinger mengirimkan tim ekspedisi ‘Operation IceBridge’ ke Antartika pada Oktober lalu. Ketika itu, mereka mendapati keretakan di lapisan es dan sejak itu, satelit yang mengorbit Bumi terus memantau keretakan tersebut.
“Hal seperti ini kadang terjadi secara rutin di Arktika dan Antartika, namun kasus kali ini cukup besar,” kata John Sonntag, Instrument Team Lead untuk Operation IceBridge. “Untuk itu kami ingin memastikan bahwa kami mendokumentasikan sebanyak mungkin fenomena tersebut,” ucapnya.
Sering kali, kata Sonntag, di dunia ilmu pengetahuan, kita jarang mendapati momen dahsyat saat tengah berlangsung karena kita tidak ada di tempat yang bersangkutan di waktu yang tepat. “Tetapi kini kita menyaksikannya langsung,” ucapnya.
Bagi para ilmuwan, kata Sonntag, ini lebih dari sekadar pemandangan menakjubkan. “Kedua kutub planet ini tengah terus kehilangan es dan peneliti yang mempelajari iklim Bumi menyatakan bahwa mereka ingin memahami bagaimana prosesnya terjadi,” ucapnya.
sumber
No comments:
Post a Comment