Monday, August 13, 2012

Membina Pribadi Muslim

Bumi yang kita tempati adalah planet yang selalu berputar, ada siang ada malam. Roda kehidupan dunia tak pernah berhenti, kadang naik kadang turun. Ada suka ada duka, ada senyum ada tangis. Kadangkala dipuji tapi pada suatu saat kita dicaci. Janganlah berharap ada perjalanan hidup yang abadi.
Oleh karena itu, agar tidak terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi segala kemungkinan tantangan hidup, maka saya akan mencoba untuk memberikan masukan yang semoga bermanfaat bagi kita semua.
Dalam pandangan Islam paling tidak ada tiga prinsip yang harus kita amalkan dalam membina pribadi muslim. Ketiga prinsip itu adalah:
Pertama - Istiqamah
Yaitu kokoh dalam aqidah dan konsisten beribadah.
Begitu pentingnya istiqamah ini sampai Rosululloh SAW berpesan kepada seorang sahabat dengan sabdanya:
Dari Abi Sufyan bin Abdullah ra berkata: Aku telah berkata, "Wahai Rosululloh katakanlah kepada ku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain engkau", Nabi menjawab, "Katakanlah aku telah beriman kepada ALLAH kemudian beristiqamah." (HR. Muslim).
Apakah kita sudah termasuk orang yang istiqamah?
Siapakah di antara kita yang pantas disebut insan yang istiqamah?
Kita bisa memperoleh gelar manusia yang istiqamah, apabila kita memiliki mentalitas yang kokoh dalam aqidah dan tidak goyah keimanan betapapun besarnya godaan. Sekalipun dihadapkan dengan berbagai kemelut hidup, ibadah tidak ikut redup, kantong kering atau tebal, tetap memperhatikan haram halal, dicaci atau dipuji, sujud pantang berhenti, sekalipun kita memiliki berbagai fasilitas kemewahan, kita tidak akan mudah tergiur melakukan kemaksiatan.
Nah, kita yang seperti inilah yang dipuji oleh ALLAH SWT dalam surat Fushshilat ayat 30 yang berbunyi:
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah ALLAH" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan ALLAH kepadamu"
Kedua - Istikharah
Yaitu selalu mohon petunjuk ALLAH dalam setiap langkah dan penuh pertimbangan dalam setiap keputusan.
Setiap kita mempunyai kebebasan untuk berbicara dan melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut Islam, tidak ada kebebasan yang tanpa batas, dan batas-batas tersebut adalah aturan-aturan Tuhan. Maka kita sebagai seorang muslim yang berpribadi benar, kita akan selalu berfikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah perkataan dengan selalu mengacu pada petunjuk ALLAH.
Nabi bersabda:
"Barang siapa beriman kepada ALLAH dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah." (HR. Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah).
Bahkan, Orang bijakpun berkata; "Think today and speak tomorrow" (Berpikirlah hari ini dan bicaralah esok hari).
Karena itu, kalau ada ucapan kita yang tidak baik, apalagi sampai menyakitkan orang lain, maka tahanlah. Jangan diucapkan, sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit. Tapi kalau ucapan itu baik, maka katakanlah jangan ditahan, sebab lidah kita tidak akan patah, jika meneriakkan kebenaran dan keadilan, serta menegakkan amar makruf dan membasmi kemungkaran.
Mengenai kebebasan ini, malaikat Jibril pernah datang kepada Rosululloh untuk memberikan rambu-rambu kehidupan yang harus dijalani, beliau bersabda:
Jibril telah datang kepadaku dan berkata: "Hai Muhammad hiduplah sesukamu, Tapi sesungguhnya engkau suatu saat akan menemui ajalmu, cintailah apa yang engkau sukai, tapi ingat suatu saat engkau pasti akan ditinggali, dan lakukanlah apa yang engkau inginkan, sesungguhnya semua itu pasti ada balasan." (HR. al-Baihaqi dari Jabir).
Sabda Nabi ini semakin penting untuk diresapi, ketika akhir-akhir ini dengan dalih kebebasan, banyak di antara kita berbicara kebablasan, tanpa berfikir akibat dari sebuah perkataan, dan bertindak sekehendak, tanpa mengindahkan akhlak. Karena itu mari kita amalkan istikharah dalam setiap gerak dan langkah, agar keberadaan kita menjadi sumber penebar berkah, dan lingkungan pun terpelihara dari berbagai bencana serta musibah, akibat dari keterlanjuran kata dan tersilap langkah, sebagaimana sabda Rosululloh:
"Tidak akan rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan tidak akan melarat orang yang hidupnya hemat." (HR. Thabrani dari Anas).
Ketiga - Istighfar
Yaitu selalu instropeksi diri dan mohon ampunan kepada ALLAH Rabbul Izzati.
Setiap kita pernah melakukan kesalahan baik sebagai pribadi maupun kesalahan sebagai kelompok atau organisasi. Kesalahan dan dosa sebenarnya penyakit yang merusak kehidupan kita. Oleh karena itu harus diobati.
Tidak sedikit persoalan besar yang kita hadapi akhir-akhir ini, akibat dari kesalahan kita sendiri. Karena itu yang harus dilakukan adalah instrospeksi masa lalu, mohon ampun kepada ALLAH, serta koreksi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah sambil berharap keridhaan ALLAH.
Jika kehidupan sosial ekonomi kita mengalami kesulitan, kesulitan itu salah satu penyebabnya adalah dosa-dosa yang kita lakukan, karenanya obat satu-satunya adalah selalu beristighfar dan kembali kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman ALLAH dalam surat Huud ayat 52 yang menyatakan:
Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-NYA, niscaya dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa."
Sekali lagi, tiada kehidupan yang sepi dari tantangan dan godaan. Agar kepribadian kita selaku muslim tetap tegar dan selamat dalam berbagai gelombang kehidupan, maka kita harus mengamalkan tiga prinsip hidup muslim yang telah kita sebutkan yaitu; Istiqamah, Istikharah dan Istighfar.
Demikian, mudah-mudahan dengan berkahnya Ramadhan ALLAH SWT senantiasa mencurahkan kepada kita semua kekuatan, untuk terus membina pribadi sebagai seorang muslim yang dapat dicontoh dan ditauladani. Sekian dan semoga bermanfaat...
Billaahi Fii Sabiilil Haq, Fastabiqul Khairaat...
Wassalaamu'alaikum wr. wb.

No comments:

Post a Comment