Hendra Piliang adalah seorang supir camat di Solok, ia minta berhenti karena akan merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. Mula-mula dia bekerja sebagai sopir di Tanah Abang, setelah dapat mengumpulkan sedikit modal dia mulai menggelar dagangannya di pinggir jalan di Tanah Abang.
Nasib rupanya memihak kepadanya, beberapa tahun kemudian dia berhasil memiliki kios kain di dalam pasar. Dia pun berkeluarga dan memiliki 2 anak.
Tahun ini dia membangun rumah di Depok, di lingkungan perumahan dosen UI. Karena tetangganya semua akademisi, macam-macam gelarnya, ada Prof., ada Phd., dll.
Hendra merasa malu kalau papan namanya tidak tercantum gelar seperti para tetangganya. Dibuatlah papan nama dari perak yang dipesan langsung dari Koto Gadang, dengan nama DR. Hendra Piliang, MSc.
Ketika ayahnya datang berkunjung, sambil bangga dia bertanya dimana anaknya kuliah, sebab setahu dia, Hendra hanya lulusan SD.
Dengan malu-malu Hendra menerangkan maksud dari gelarnya di papan nama, yaitu
"Disiko Rumahnyo Hendra Piliang Mantan Supir camat"
No comments:
Post a Comment