Sunday, January 1, 2012

Syair Lagu Anak-Anak Banyak Yang Salah

Syair Lagu Anak-Anak Banyak Yang Salah

Kita semua pasti pernah mengalami masa kecil, mungkin kita masih ingat hingga sekarang beberapa lagu anak-anak yang populer saat kita kecil. Ternyata syair lagu anak-anak yang melegenda dan dihafalkan oleh hampir seluruh anak Indonesia memiliki banyak kesalahan dan mengajarkan kerancuan.
Tentunya saya sangat menghargai karya-karya para pencipta lagu-lagu anak tersebut, dan tulisan ini tidak bermaksud untuk menyalahkan siapun, namun sekedar untuk humor yang mungkin bisa sebagai pelipur lara hati yang luka.
Lagu ke-Satu
Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu, merah muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!” Hatiku sangat kacau. Balonku tinggal 4. Ku pegang erat-erat
Perhatikan warna-warna kelima balon tersebut,
1. merah,
2. kuning,
3. kelabu,
4. merah muda dan
5. biru
kenapa tiba-tiba muncul warna hijau ya? Sebenarnya balonnya ada berapa? 5 atau 6!...
Lagu ke-Dua
“Aku seorang kapiten… mempunyai pedang panjangkalo berjalan prok..prok.. prok… aku seorang kapiten!”
Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi).
Seharusnya dia tetap konsisten, jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)… kalo berjalan prok..prok.. prok..” nah, itu baru klop!
jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi; “mempunyai pedang panjang… kalo berjalan ndul.. gondal-gandul.. atau srek..srek..srek..” nah itu baru sesuai dengan kondisi pedang panjangnya
Lagu ke-Tiga
“Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..
Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!
Tidak heran melihat anak-anak jaman sekarang suka telanjang sehabis mandi.. He..he…
Atau mungkin juga, proses membuka baju dan memakai baju memang sengaja tidak diceritakan dalam lagu Bangun Tidur, karena sang pencipta lagu sudah meramalkan akan ada Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi. (???)
Lagu ke-Empat
“Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali.. kiri kanan kulihat saja.. banyak pohon cemara.. kiri kanan kulihat saja.. banyak pohon cemara..
Lagu ini dikhawatirkan dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki lalu jadi bingung dan tidak tahu mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan saja, tidak maju-maju!
Dan realitanya, ketika kita mendaki gunung, bukankah kita malah bisa melihat pemandangan indah dan karya Tuhan? Bukan hanya pohon cemara kan? Mungkin lebih baik jika kata-katanya: “Kiri kanan, kulihat banyak pemandangan yang indah.”
Lagu ke-Lima
“Naik kereta api tut..tut..tut.. siapa hendak turut ke Bandung.. Surabaya.. bolehlah naik dengan percuma.. ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama”
Wah, yang ini parah, Ngajarin anak-anak nggak bener! kalau sudah dewasa maunya gratis melulu deh.
Pantas saja PT. KAI ngakunya rugi terus! yang naik gratisan semua, terutama jalur Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya! Kasihan ya…
Lagu ke-Enam
“Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul-siul sepanjang hari dengan tak jemu-jemu.. mengangguk-angguk sambil bernyanyi tri li li..li li..li li..li li..
Lagu ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak-anak akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalau nyanyi bunyinya cuit..cuit..cuit..! kalo tri li li li li itu bunyi orang, bukan burung! (burung yang aneh)
Lagu ke-Tujuh
“Pok ame ame.. belalang kupu-kupu.. siang makan nasi, kalo malam minum susu..
Siapa yang makan nasi dan minum susu? Belalang kah? atau Kupu-kupu kah? atau sang Bayi? atau mungkin itu sebuah perumpamaan yang menggambarkan keadaan mereka pada saat mereka  menciptakan lagu tersebut tak bisa memberikan nasi dan susu untuk anak-anak mereka, karena nasi dan susu hanya mampu dibeli oleh para 'pejabat' yang disimbolkan dengan Belalang dan Kupu-kupu.
Jika hal ini salah juga, berarti yang makan nasi dan minum susu adalah si Bayi. Padahal ini jelas lagu dewasa dan bukan untuk konsumsi anak-anak! karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Bayi tidak boleh makan nasi, apalagi pakai sambel terasi. Mereka hanya boleh minum susu.
Jadi seharusnya siang minum susu malam juga minum susu.
Lagu ke-Delapan
“nina bobo..oh nina bobo..kalau tidak bobo digigit nyamuk
Menurut psikolog; sekian tahun anak-anak Indonesia diajak tidur dengan lagu yang penuh nada “mengancam”
Padahal faktanya, justru pada saat tidur itulah nyamuk akan menggigit dengan leluasa.
Lagu ke-Sembilan
“Bintang kecil di langit yg biru… Amat banyak menghias angkasa.. Aku ingin Terbang dan Menari.. jauh tinggi ke tempat kau berada…”
Bintang kan adanya hanya malam hari, lah kalau malam memang warna langitnya biru?
Ngaco ni lagu.. Lagi pula kalau mau terbang ya terbang, kalau mau nari ya nari. Masak terbang sambil nari?
Lagu ke-Sepuluh
“Ibu kita Kartini.. harum namanya.”
Namanya Kartini atau Harum? mana yang bener?
Lagu ke-Sebelas
“Pada hari minggu ku turut ayah ke kota.. naik delman istimewa kududuk di muka..
Nah, gak sopan kan.. masa duduk di muka. He..he...
Lagu ke-Dua Belas
 “Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam.. menanam jagung di kebun kita…”
Kalo cuma mau nanam jagung, untuk apa nyangkul dalem-dalem memangnya mau bikin sumur?
Lagu ke-Tiga Belas
“Halo-halo Bandung.. ibu kota Periangan..
Loh kok Bandung ibukota Priangan sih...Bukankah Bandung itu ibu kota Jawa Barat?
Lagu ke-Empat Belas
 “Pelangi-pelangi alangkah indahmu.. Merah, Kuning, Hijau di langit yang biru.. pelukismu agung, siapa gerangan..?
Katanya yang ngelukis si Agung, tapi masih nanya siapa gerangan? Tapi yang betul kan Tuhan ya!
Wah mengajarkan yang salah nih…
Dan lagi warnanya cuma tiga, padahal Pelangi kan ada 7 Warna! (MeJiKuHiBiNiU)
Ah, tidak ada habisnya mencari kesalahan orang lain.
Akhir kata, marilah kita menjadi generasi yang positif. Sehingga melalui kita, bangsa dan negara kita akan semakin baik di tahun-tahun mendatang. Amien..
-- dari berbagai sumber --

No comments:

Post a Comment