Ramalan mengenai hari akhir alias hari kiamat selalu menjadi perhatian masyarakat dunia. Segala prediksi baik itu yang bersifat ilmiah maupun spiritual yang dilontarkan para cenayang selalu membuat orang tertarik untuk mengikutinya. Uniknya walau semua ramalan tersebut terbukti gagal namun tak membuat masyarakat jera untuk mencermatinya.
Lantas bagaimana prediksi mengenai kiamat bisa muncul dan selalu membuat kehebohan pada tahun-tahun tertentu? Seperti pada tahun ini, banyak ramalan menyebutkan bahwa Desember 2012 adalah hari akhir dunia. Versi pertama menyebut hari akhir tersebut akan terjadi pada 12-12-2012 sementara ramalan kedua menyebut kombinasi 21-12-2012.
Seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, ramalan tersebut segera menimbulkan kepanikan di masyarakat. Terbukti website resmi NASA sejak akhir November hingga awal Desember dibanjiri pertanyaan mengenai kebenaran ramalan tersebut. Jawaban dari NASA sebaliknya menegaskan ramalan itu hanyalah bohong belaka dan masyarakat tidak perlu cemas karena tidak ada unsur ilmiah maupun bukti apa pun dalam ramalan-ramalan tersebut.
Seperti dilansir NASA, prediksi hari kiamat berawal dari teori mengenai keberadaan Planet Nibiru, sebuah planet yang konon ditemukan Bangsa Sumeria. Planet ini diprediksi bakal berhadap-hadapan dengan Bumi. Awalnya, prediksi pertemuan tersebut diramalkan terjadi pada Mei 2003. Karena ramalan kiamat tidak terbukti, ramalan itu akhirnya diundurkan hingga 21 Desember 2012. 21 Desember dihubungkan dengan penanggalan Bangsa Maya kuno yang habis tepat pada tanggal itu. Masih soal Planet Nibiru, NASA mengumumkan itu hanyalah kebohongan internet karena hingga saat ini stasiun luar angkasa tidak bisa mendeteksi keberadaan planet yang dimaksud.
Meski NASA membenarkan penanggalan Bangsa Maya berakhir pada 21 Desember 2012, hal tersebut bukanlah suatu masalah. Lembaga pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program angkasa AS dan riset aerospace itu menyebut seperti halnya penanggalan modern yang habis pada 31 Desember, penanggalan Bangsa Maya berakhir di 21 Desember 2012. Penanggalan itu lalu diganti dengan periode penanggalan panjang berikutnya.
Kecemasan lain mengenai hari kiamat berkaitan dengan pertemuan antarplanet sehingga mengakibatkan kehancuran bumi. Mengenai ramalan ini, NASA sekali lagi menyebut ramalan itu tak bisa dipertanggungjawabkan. Tak ada dasar ilmiah yang bisa membuktikannya. Walau hal itu terjadi, takkan ada pengaruhnya bagi Bumi. Penyebabnya, pertemuan antarplanet pernah terjadi pada 1962 dan dua lainnya terjadi pada 1982 serta 2000. Masih mengenai pertemuan antarplanet, NASA menyebut sudah menjadi tradisi bahwa setiap Desember, Bumi dan Matahari selalu sejajar dengan pusat Galaksi Bima Sakti namun hal itu tidak pernah menimbulkan konsekuensi apa-apa.
Terakhir, mengenai prediksi badai Matahari, pihak NASA meyakinkan tak perlu dicemaskan juga. Dikutip dari erabaru.net, ahli cuaca angkasa dari University of Colorado meramalkan badai Matahari yang akan terjadi pada 12 Desember kemungkinan akan memutuskan pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel bahkan sistem pasokan air.
Mengenai prediksi ini, NASA menjawabnya tak masuk akal. Menurut NASA, yang diperkirakan sebagai badai Matahari sebenarnya adalah puncak siklus Matahari yang terjadi 11 tahun sekali. Berdekatan dengan puncak aktivitas ini, jilatan api Matahari memang dapat menyebabkan beberapa gangguan komunikasi satelit. Namun demikian, kondisi ini tidak perlu diresahkan karena para ilmuwan telah membangun sistem elektronik yang mampu bertahan dari badai Matahari. Intinya tidak ada risiko khusus dari kejadian alam ini.
Lantas bagaimana prediksi mengenai kiamat bisa muncul dan selalu membuat kehebohan pada tahun-tahun tertentu? Seperti pada tahun ini, banyak ramalan menyebutkan bahwa Desember 2012 adalah hari akhir dunia. Versi pertama menyebut hari akhir tersebut akan terjadi pada 12-12-2012 sementara ramalan kedua menyebut kombinasi 21-12-2012.
Seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, ramalan tersebut segera menimbulkan kepanikan di masyarakat. Terbukti website resmi NASA sejak akhir November hingga awal Desember dibanjiri pertanyaan mengenai kebenaran ramalan tersebut. Jawaban dari NASA sebaliknya menegaskan ramalan itu hanyalah bohong belaka dan masyarakat tidak perlu cemas karena tidak ada unsur ilmiah maupun bukti apa pun dalam ramalan-ramalan tersebut.
Seperti dilansir NASA, prediksi hari kiamat berawal dari teori mengenai keberadaan Planet Nibiru, sebuah planet yang konon ditemukan Bangsa Sumeria. Planet ini diprediksi bakal berhadap-hadapan dengan Bumi. Awalnya, prediksi pertemuan tersebut diramalkan terjadi pada Mei 2003. Karena ramalan kiamat tidak terbukti, ramalan itu akhirnya diundurkan hingga 21 Desember 2012. 21 Desember dihubungkan dengan penanggalan Bangsa Maya kuno yang habis tepat pada tanggal itu. Masih soal Planet Nibiru, NASA mengumumkan itu hanyalah kebohongan internet karena hingga saat ini stasiun luar angkasa tidak bisa mendeteksi keberadaan planet yang dimaksud.
Meski NASA membenarkan penanggalan Bangsa Maya berakhir pada 21 Desember 2012, hal tersebut bukanlah suatu masalah. Lembaga pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program angkasa AS dan riset aerospace itu menyebut seperti halnya penanggalan modern yang habis pada 31 Desember, penanggalan Bangsa Maya berakhir di 21 Desember 2012. Penanggalan itu lalu diganti dengan periode penanggalan panjang berikutnya.
Kecemasan lain mengenai hari kiamat berkaitan dengan pertemuan antarplanet sehingga mengakibatkan kehancuran bumi. Mengenai ramalan ini, NASA sekali lagi menyebut ramalan itu tak bisa dipertanggungjawabkan. Tak ada dasar ilmiah yang bisa membuktikannya. Walau hal itu terjadi, takkan ada pengaruhnya bagi Bumi. Penyebabnya, pertemuan antarplanet pernah terjadi pada 1962 dan dua lainnya terjadi pada 1982 serta 2000. Masih mengenai pertemuan antarplanet, NASA menyebut sudah menjadi tradisi bahwa setiap Desember, Bumi dan Matahari selalu sejajar dengan pusat Galaksi Bima Sakti namun hal itu tidak pernah menimbulkan konsekuensi apa-apa.
Terakhir, mengenai prediksi badai Matahari, pihak NASA meyakinkan tak perlu dicemaskan juga. Dikutip dari erabaru.net, ahli cuaca angkasa dari University of Colorado meramalkan badai Matahari yang akan terjadi pada 12 Desember kemungkinan akan memutuskan pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel bahkan sistem pasokan air.
Mengenai prediksi ini, NASA menjawabnya tak masuk akal. Menurut NASA, yang diperkirakan sebagai badai Matahari sebenarnya adalah puncak siklus Matahari yang terjadi 11 tahun sekali. Berdekatan dengan puncak aktivitas ini, jilatan api Matahari memang dapat menyebabkan beberapa gangguan komunikasi satelit. Namun demikian, kondisi ini tidak perlu diresahkan karena para ilmuwan telah membangun sistem elektronik yang mampu bertahan dari badai Matahari. Intinya tidak ada risiko khusus dari kejadian alam ini.
No comments:
Post a Comment